Tentang
Penulis
Nama
pena, Saina Maulana.
Penulis,
punya blog, wattpad, storial, punya satu buku antologi puisi, pernah mendirikan
komunitas membaca, dan suka nulis quptes di twitter dan instagram.
Musisi,
menciptakan 15 lagu, 7 diantaranya sudah di post di Youtube, instagram,
soundcloud, dan reverbnation. Pernah manggung bareng komunitas musik, dan kini
mendirikan akun repost video di Instagram.
29
September 2021
Hidup hanya sekali, hanya beberapa
tahun, dan hanya akan menjadi sia-sia jika hidup hanya tentang lahir, makan, tidur,
bekerja, menikah, tua dan mati. Maka dari itu, kehidupan yang saya jalani ingin saya buat semenarik mungkin.
Dengan melakukan beberapa hal yang keluar dari konteks kehidupan biasa-biasa
saja, seperti contoh alur sistem hidup diatas. Berikut adalah beberapa hal yang
saya tekuni untuk mewujudkan semua itu, karena saya adalah seorang pemimpi. Di tulisan
ini akan saya terangkan beberapa mimpi saya dari mulai jaman SMP sampai
sekarang.
MUSIK
Di mulai dari bangku SMP kelas 2,
saya sudah suka sekali dengan musik. Tapi waktu itu, cuman satu musik yang saya
sukai, musik rapp. Bahkan bukan ke satu musik, tapi lebih ke satu band yang
saya sukai, Bondan & Fade2Black. Satu-satunya band yang saya dengarkan
lagunya tiap hari, dan gak ada band lain yang bisa ngisi playlist di telinga
saya. Menginjak bangku SMK, saya mulai mengenal banyak teman dengan kesukaan
aliran musik yang berbeda-beda. Maka dari itu saya berfikir, kayaknya terlalu
fanatik jika hanya menyukai satu band. Akhirnya saya coba ngisi playlist lain,
dan ternyata masih banyak musik yang bisa saya sukai. Seiring berjalannya waktu,
dan bertambahnya lagu yang saya dengarkan. Saya mulai susah menemukan lirik
lagu yang memang pas dengan kehidupan saya. Akhirnya, dengan bekal ide untuk
nggak hanya menjadi penikmat, tapi harus juga untuk jadi pembuat, di tahun 2016
saya mulai membuat lagu. Ya, karena tahun itu adalah tahun-tahun kegalauan
saya, maklum saja jika lagu yang saya buat adalah tentang kegalauan dalam
bercinta, haha. Lagu pertama yang saya buat adalah lagu kolaborasi dengan teman
pesantren saya, kebetulan dia juga suka musik dan pengen buat lagu. Dan setelah
lagu pertama jadi, saya jadi punya banyak ide untuk membuat lagu lain. Dan
jadilah beberapa lagu yang sudah saya buat. Beberapa juga sudah saya rekam, dan
saya buat musiknya. Dan tidak melulu tentang cinta, banyak juga lagu yang
berkisah tentang kehidupan yang saya tulis. Karena, dengan membuat lagu
sendiri, saya lebih leluasa untuk menuangkan kegelisahan tentang kehidupan
saya, tapi lebih kece, karena bukan dituangkan di status facebook, atau story
WA, tapi lewat lagu. Dan balik lagi ke aliran musik pertama yang saya sukai,
akhirnya saya juga udah bisa buat lagu rapp. Playlist lagu ciptaan saya bisa
didengarkan di akun youtube saya, The Flacker. Atau bisa klik youtube.com/channel/ucrihx1usqpowuzfs54bg82g. Lagu-lagu saya juga saya post di akun instagram.com/theflacker, juga bisa didengar di reverbnation, reverbnation.com/theflacker, atau akun soundcloud saya, soundcloud.com/littlecaib.
Inget, kalo memang ingin dengerin
lagu saya, jangan cuman dengerin suaranya, karena suara saya dibawah rata-rata,
tapi pahami juga kata-katanya, bagaimana saya memilih tangga nada, dan
pemilihan musik yang semuanya saya buat sendiri pake aplikasi hape. Karena
perlu diketahui, saya cuman suka bikin lagu, dan bukan vokalis. Pencipta lagu
nggak harus suaranya bagus dong. Project musik yang paling mengena adalah lagu
saya yang dinyanyikan oleh orang lain. Ada salah satu lagu saya, lagu kedua,
yang dinyanyiin seorang wanita, di arasement chordnya, dan sudah ada video
klip-nya. Sudah bisa ditonton di channel youtube saya.
Project bebarengan memang sering
saya lakukan saat menuangkan ide dalam bermusik. Ada setidaknya empat lagu yang
saya buat bareng temen. Dan karena saya suka bersosialisasi dalam bermusik,
saya juga sering main musik bareng temen-temen saat di pesantren. Kita
membentuk grup musik dengan nama “Jammycoustik”. Tiap malam jum’at, weekend-nya
santri, kita keliling kamar untuk nyanyi bareng, dan sering ngadain event juga
dirumah saat liburan. Salah satu event-nya sudah saya post di akun youtube
saya, event itu bertempat di kafe San Marino, Wonosobo.
Selain ikutan grup musik, dalam
merangkul para musisi, saya juga membentuk akun publik, instagram.com/covermusikustik. Akun publik tersebut adalah akun yang menyediakan jasa repost video
cover gratis, yang dalam waktu dua bulan sudah ada 100 lebih akun musisi yang ingin
me-repost video cover-nya. Dalam mengembangkan akun itu, saya menggaet 9 teman
untuk menjadi admin-nya. Jadi di akun itu, kami mempromosikan para musisi yang
suka meng-cover lagu, dengan cara me-repost atau meng-upload ulang video cover
mereka. Saya membuat akun tersebut karena melihat banyaknya para musisi di
instagram yang suka meng-cover lagu orang lain. Dan sampai sekarang akun itu
masih aktif.
MENULIS
Belum puas dengan musik. Saya
mencari ide lain. Karena jujur, hobi saya banyak. Salah satu hobi yang juga
udah lama, dari jaman SMK, pas lagi bucin-bucinnya, hobi saya adalah menulis.
Berawal dari ide untuk menuangkan tulisan-tulisan galau saya, karena ga berani
ngomong langsung ke objeknya, saya memilih untuk menuliskannya. Dan ternyata,
berawal dari kebucinan itu, saya jadi menyukai dunia literasi. Terbukti dengan
ide membuat sebuah blog, yang isinya berbagai keluhan dalam kehidupan saya, dan
karena udah banyak tulisan yang saya tulis, isinya nggak melulu tentang cinta
juga. Jika ingin membaca, buka saja di, kacretz.blogspot.com, atau di akun storial, www.storial.co/profile/littlecaib.
Dari
blog itu saya mempelajari sedikit tentang insight, wawasan, atau seberapa
peminat orang dalam menyukai tulisan saya. Ternyata orang lebih malas dalam
membaca tulisan dengan kata yang terlalu banyak, berhubung saya juga ingin
tulisan saya dibaca banyak orang, saya menyederhanakannya dengan membuat konten
quotes, jadilah akun quotes, instagram.com/quoteskacretz. Di akun itu saya banyak memposting beberapa kata-kata yang hanya satu
atau dua kalimat, yang diambil dari tulisan-tulisan saya yang lama, dan
beberapa dari kata-kata yang saya ambil dari influencer saya. Selain di
instagram, menulis quotes juga sering saya lakukan di akun twitter saya, twitter.com/littlecaib, dan satu lagi akun twitter yang sedang saya
kembangkan, twitter.com/quoteskacretz.
Dunia literasi, atau dunia
tulis-menulis, sangat lama saya jelajahi, karena konteksnya hampir menyeluruh,
tentang menceritakan kehidupan sendiri, dan konteks itu adalah dasar dari apa yang
saya eksplor ke beberapa hobi saya. Membuat blog dan instagram adalah salah
satu wujud dari hobi saya. Selain dua akun itu, masih banyak tulisan-tulisan
saya yang belum saya posting, yang masih tercecer di buku catatan saya, salah
satunya adalah novel yang saya buat bersama salah satu teman pesantren saya, dengan
judul Tiada Setia Yang Sesaat. Novel itu gagal ter-posting karena skripnya,
yang masih dalam bentuk tulisan tangan, beberapa part ada yang menghilang. Tapi
beberapa sudah saya post di blog, dan di akun watpad saya, wattpad.com/user/littlecaib. Sebenarnya begitu novel itu jadi, saya punya cita-cita untuk jadi
novelis, novel itu akan saya kirim ke penerbit, dan saat berhasil dicetak,
novel itu akan menjadi karya pertama saya dengan wujud nyata, bukan digital.
Tapi ternyata, karya nyata saja jatuh pada Buku Antologi, yang berisi kumpulan
puisi dari beberapa penulis di indonesia, yang saya ikuti event-nya di
facebook. Buku itu berjudul “Andaikan ini Ramadhan Terakhirku”, di salah satu
puisi-nya ada nama saya tertera disana. Buku itu adalah project patungan dari
beberapa penulis, yang bisa terwujud karena iuran dari beberapa penulis. Saya
beli dua buku, salah satunya masih tersimpan di rumah saya, dan yang satunya
sudah hilang di pesantren, hehe.
Di pesantren, project literasi
sering saya lakukan juga. Akan tetapi, kebanyakan malah terbelok ke musik,
bukan ke wujud tulisannya, walaupun kita juga masih menulis karya, tapi dalam
sebuah lagu. Selain berkolaborasi, sosialisasi dalam literasi saya di pesantren
masih banyak. Awalnya karena ketemu satu dua orang yang suka baca novel, kami
berdiskusi, membahas novel-novel yang kita baca. Berawal dari situ, kegiatan
rutinitas kami adalah, saling pinjam-meminjam novel. Awalnya cuman 4 orang,
tapi karena stok novel minim, kami mengajak orang lain, dan terus-menerus
mengajak. Jadilah kami juga membentuk komunitas, anggotanya 60 lebih santri.
Dari menulis, dan suka membaca, saya jadi punya
banyak kenalan. Di dalam atau di luar pesantren. Di dalam pesantren, saya dikenal
sebagai anak yang hobi membaca. Di luar pesantren, tak ada satu pun orang yang
tahu kalo saya suka membaca. Karena, belum pernah saya baca novel, selain di
pesantren, haha. Jadi mungkin kalo di pesantren itu lebih banyak gabutnya kali
ya, jadi mau aja kalo baca-baca. Kalo dirumah, mending ngelakuin hal lain kan,
hehe. Tapi, saya masih terus menulis saat dirumah. Lebih menyenangkan karena
bisa langsung diketik, dan di post. Facebook adalah media yang sering saya
jadikan tempat menuangkannya. Berbagai grup menulis saya ikuti, dan dari sana
juga saya banyak mengenal banyak teman penulis. Teman-teman dari facebook yang
ingin membaca tulisan saya, saya alihkan di sebuah halaman di facebook, facebook.com/kacretz
STAND
UP
Selain musik dan menulis, saya juga
suka nonton stand up comedy. Dan bukan hanya menikmati, karena kembali ke
konteks “Hidup jangan hanya menjadi penikmat, tetapi juga pembuat”, saya tidak
hanya menyukai dunia stand up comedy. Saya juga membuat komunitasnya. Berawal
dari saat dimana saya mulai merasa jenuh dengan komunitas musik di pesantren, yang
anggota-nya semakin banyak, saya mencari pelarian lain saat diajak bermusik,
dan salah satunya adalah mendirikan “SUPCREP”, Stand Up Comedy Remaja Pesantren.
Sebuah sarana menyalurkan hobi para komika, dan para penikmat stand up comedy
di pesantren. Tetapi ternyata, yang sulit itu bukan tentang membuatnya, tapi
justru saat mempertahankannya. Karena, komunitas stand up ini sudah hampir
beberapa kali tutup buku.
Namun, prestasi yang didapatkan dari
komunitas stand up ini cukup memuaskan bagi saya pribadi. Dalam catatan buku
saya, karena setiap event saya catat dan saya arsipkan, komunitas ini sudah
mengadakan event sebanyak 15 kali, dan sudah mencetak 50 lebih komika. Kebanyakan
dari komika di komunitas ini adalah komika yang sebelumnya belum pernah open
mic, bahkan ada yang sebelumnya tidak paham apa itu stand up. Berkat sosialisai
yang diadakan setiap setelah acara berakhir, wawasan para komika tentang comedy
menjadi lebih luas. Komunitas ini juga pernah sekali mengadakan event diluar
pesantren, dan berhasil di record. Karena selama di pesantren, dengan berbagai
aturannya, kita tidak bisa mendokumentasikannya.
Sekarang, setelah saya dan angkatan
saya lulus dari pesantren, komunitas ini belum pernah mengadakan satu kali pun
event. Karena memang, dari tahun-tahun sebelumnya, saya dan teman-teman se-angkatan
saya yang biasanya mengatur setiap komoditas selama event. Dan kabar dari adik
kelas yang masih di pesantren, event mendatang akan diadakan kembali di akhir
tahun besok, semoga saja terwujud. Lepas dari semua itu, diluar pesantren, kami
masih sering diskusi tentang stand up, mengadakan space, atau diskusi listening
di twitter, atau sekedar kumpul bareng para komika. Dan kami disatukan oleh
akun instagram, instagram.com/supcrepofficial.
Selain musik, menulis, dan stand up,
kesukaan saya yang lain masih banyak. Saya suka edit-edit foto, video. Saya
juga suka film, game, dan masih banyak lagi. Namun, bidang lain tadi belum saya
terapkan dalam konteks “Hidup jangan hanya menjadi penikmat, tetapi juga
pembuat”. Saya masih hanya menjadi penikmat untuk bidang-bidang lain itu.
Karya-karya yang “hanya” saya nikmati juga saya ambil dari para influencer yang
memang sejalur dengan saya, misalnya Raditya Dika, yang suka nulis, film, dan
seorang komika. Fiersa Besari, suka nulis lagu, dan nulis novel. Atau Dzawin
Nur, seorang komika, suka bikin lagu gokil, dan dia dari pesantren!
Dari akun-akun diatas, hanya dua
akun yang masih saya update tiap hari, instagram.com/covermusikustik dan twitter.com/quoteskacretz. Karena saya sudah lama tidak menulis, dan membuat
lagu. Namun, hobi itu nggak akan pernah punah. Esok pasti saya akan kembali
menekuni hobi tersebut. Namanya juga hobi, uda suka, uda cinta, mau lari kemana
pun nanti bakalan kembali.
Ini adalah kisah saya. Bukan lebih
ke kisah sih, tapi lebih ke, alasan kenapa saya belum nikah. Haha. Yang pertama,
yang jelas, karena saya masih mengabdi di pesantren. Entah berapa tahun lagi
pengabdian saya ini, karena saya nggak ambil tempo waktu dalam pengabdian ini.
Tapi, selepas dari itu, masih banyak alasan-alasan lagi kenapa saya belum
menikah. Ada salah satu lagunya Dzawin Nur yang cukup mewakili alasan ini.
Judulnya Pak Seo. Coba dengerin aja, hehe, https://www.youtube.com/watch?v=HK8kBDl5Gbk
Komentar
Posting Komentar